Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 11 desa di Kecamatan Wonosegoro tahun ini terdampak kekeringan. Jumlah tersebut meningkat ketimbang tahun lalu yang hanya 10 desa.
Camat Wonosegoro, Edy Kristiawan, mengatakan Desa Ketoyan yang sebelumnya tidak pernah kekurangan air bersih, untuk musim kemarau tahun ini sudah ada satu dusun yang mulai kekurangan.
Begitu pula dengan Desa Karangjati, di mana tidak ada warga yang meminta bantuan air bersih. Namun setelah dicek, air di desa tersebut sudah tidak layak konsumsi sehingga harus mendapat bantuan air bersih.
“Dua hari sebelum Lebaran sudah ada bantuan air bersih dari Bakorwil Jateng II Surakarta yang dikirim ke Wonosegoro. Sebanyak dua tangki air dikirim ke Desa Karangjati dan Bengle. Hari ini sepertinya adadropping lagi tapi untuk lokasinya saya masih menunggu konfirmasi,” kata Edy, saat dihubungi solopos.com, Kamis (23/7/2015).
Dari laporan yang masuk ke kecamatan, desa-desa yang mengalami kekeringan antara lain Desa Ketoyan, Bercak, Repaking, Bengle, Jatilawang, Bolo, Gosono, dan Karangjati yang menjadi langganan tiap tahun.
Pada bagian lain, Camat Selo, Wurlaksono, menyampaikan hingga saat ini belum menerima laporan dari warga terkait kekurangan air.
Sumber mata air di wilayah Selo, seperti sumber mata air Babon, Pakis, dan Gentong, masih mengalir.
“Kebutuhan air masih terpenuhi, tetapi saya lihat warga sudah mulai berhemat pakai air. Bahkan untuk saluran air ke rumah-rumah warga sudah dibuat jadwal dan bergiliran,” kata Wurlaksono.
Warga Dusun Ngaglik, Desa Samiran, Sarjono, juga menyampaikan untuk mengantisipasi kekeringan yang biasa terjadi saat kemarau, saluran air ke rumah-rumah warga dibuat bergiliran, masing-masing rumah dijatah mendapat aliran air selama empat jam.
0 komentar:
Posting Komentar