Solopos.com, BOYOLALI — Mulai H-7 hingga H+6 Lebaran 2015, sebanyak 30 kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) terjadi di wilayah Boyolali. “Korban jiwa maupun luka berat nihil. Semuanya luka ringan ada 38 orang yang menjadi korban lakalantas sepanjang arus mudik dan balik Lebaran,” kata Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, melalui Kasatlantas AKP Demianus Palulungan, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Kamis (23/7/2015).
Lakalantas tidak hanya terjadi di jalur utama Semarang-Solo tetapi juga banyak terjadi di jalur-jalur alternatif yang kondisi jalurnya banyak tikungan, sempit, dan rusak, seperti di ruas jalur alternatif Boyolali-Klaten dan Juwangi yang merupakan jalur alternatif Boyolali-Grobogan.
Kecelakaan didominasi kendaraan sepeda motor dan didominasi pula oleh pengendara lokal Boyolali.
Sementara itu, pada Kamis, arus balik di Boyolali masih menunjukkan peningkatan. Arus kendaraan dari arah Solo menuju Semarang masih terlihat sangat padat.
Sementara itu, di jalur alternatif Boyolali-Magelang via Solo-Selo-Borobudur (SSB) juga terpantau masih sangat padat. Kemacetan masih terjadi di sepanjang jalur Desa Genting, Kecamatan Cepogo, tepatnya di lokasi perbaikan jalan. Kemacetan bisa mencapai satu kilometer.
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali, Sigit Harimulya, menyampaikan meskipun kondisi jalan di jalur alternatif mengalami kerusakan, namun pemudik masih banyak yang memilih melintasi jalur alternatif.
0 komentar:
Posting Komentar